Sabtu, 21 Agustus 2010

LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.

Landasan filosofis

Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media

hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

Landasan psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu: Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation ). Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai

pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhirsiswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).

Landasan teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, [enalaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.

Landasan empiris

Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara

penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

PENGERTIAN MEDIA PENGAJARAN, ALAT PELAJARAN, ALAT PERAGA

Media berasal dari bahasa latin Medium yang bearti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Pendapat para ahli tentang Media Pengajaran: Menurut Briggs (1970) Media pengajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Contoh : buku, film, kaset, slide dll. Menurut Gagne dan Reiser (1983) Media pengajaran adalah alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Contoh: buku, film, tipe recorder, dll. Menurut Dinje Borman Rumumpuk (1988) Media pengajaran adalah setiap alat baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut Setelah memahami pengertian media pengajaran secara jelas kita harus memahami pula istilah-istilah yang memiliki pengertian hamper sama dengan media pengajaran yaitu alat pengajaran dan alat peraga. Hal ini sesuai dengan ungkapan dari B. Suryo Subroto (1984) yang menyebutkan bahwa terdapat 3 macam sarana pendidikan yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat peraga yaitu alat yang digunakan secara langsung dalam pelajaran. Contoh alat tulis Alat peraga yaitu alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik/suatu bentuk perwujudan dari suatu pengertian. Contoh: alat peraga kubus, balok, globe dll.

FUNGSI MEDIA PENGAJARAN

Secara umum media berfungsi sebagai: Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif Bagian integral (keterpaduan) dari keseluruhan situasi mengajar Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme

Membangkitkan motivasi belajar peserta didik Mempertinggi mutu belajar mengajar Adapun fungsi media pengajaran menurut Derek Rowntrie (1982) adalah: Engange the student s (membangkitkan motivasi belajar) Recall earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari) Provide new learning stimuli (menyediakan stimulus belajar) Activate the student s response (mengaktifkan respon peserta didik) Give speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat)

Encourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi)

PERANAN MEDIA PENGAJARAN

Media dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan 2 arah cara: Dependent media yaitu sebagai alat bantu mengajar. Sebagai alat bantu, efektivitas media ini sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru yang memakainya. Contoh: slide transparasi Independent media yaitu sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Contoh: radio, tv, video, film, modul.

Fungsi media dalam pembelajaran Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

  1. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
  2. Dapat melampaui batasan ruang kelas.
  3. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya
  4. Menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
  8. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkret
  9. sampai dengan abstrak.

Bahwa fungsi media pembelajaran/sumber belajar: Memberikan kesempatan berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber atau tempat. Meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa melalui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Menyaksikan benda yang ada atau eristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah. mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya

jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebagainya. mendengar suara yang sukar ditangkap denga telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung kerena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya. mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. mengamatin dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dsb. dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dsb. dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik. dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yan sukar diamati secara langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dsb. melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung. melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama.

Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan) dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama. dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masingmasing. Dengan modul atau pengajaran berprogram, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan

maisng-masing.

KARAKTERISTIK MEDIA AUDIO, OHT, OPAQUE, FILM STRIP, SLIDE, FILM, VIDEO DAN TELEVISI

Media Audio

Media audio adalah media yang hanya memberikan rangsangan suara atau isi pesan yang disampaikan hanya diterima oleh indera pendengaran. Jenisnya antara lain radio dan audio tape recorder. Media OHP Media Overhead Projektor (OHP) atau Overhead Transparansi (OHT) adalah media yang dapat memproyeksikan bahan transparan (tembus pandang), biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5x 11(21,5 x 29 cm). Bahan transparan yang berisi pesan-pesan yang disampaikan kepada audien, diproyeksikan dengan alat khusus yaitu OHP ke layer melalui atas kepala yang menggunakannya.

Media Opaque

Proyektor Opaque adalah alat yang dipakai untuk memproyeksikan benda yang tembus pandang (opaque), seperti: gambar, tulisan, potret, lukisan, dan berbagai benda asli dengan ukuran kecil (dapat ditemukan pada proyektor opaque). Hasil bayangan yang diproyeksikan lebih besar dan lebih menarik dari bahan aslinya.

Media Slide

Slide atau film bingkai adalah film transparan berukuran 35 mm, yang memuat gambar atau tulisan untuk memproyeksikan dengan menggunakan proyektor slide. Tiap gambar atau tulisan yang akan diproyeksikan diberi bingkai dengan ukuran pada umumnya 2x2 inci (5x5 cm). Ada pula ukuran bingkai yang lain (berbeda bingkai berarti berbeda pula proyektornya).

Media filmstrip

Film strip atau film rangkai adalah serangkaian gambar pada 35 mm film,

dalam urutan tertentu, untuk memproyeksikan dengan proyektor filmstrip. Ditinjau dari teknik pembuatan dan penyajian gambar pada film strip banyak persamaannya dengan slide, oleh karena itu kelebihan dan kelemahan slide dan film strip sebagai alat pemberian rangsangan visual tidak banyak berbeda. Perbedaanya jika slide pada setiap gambar diberi bingkai sedangkan filmstrip tetap satu rangkaian film yang tidak terputus.

Media film

Film atau gambar hidup sebenarnya adalah serangkaian gambar mati (gambar diam) yang diambil atau dipotret dengan menggunakan kecepatan tertentu, dan bila diproyeksikan dengan menggunakan proyektor film akan memberikan ilusi pandangan sehingga tampak bergerak. Untuk mengambil gambar dan memotret (shooting) dipergunakan alat khsus yaitu kamera film. Film ada yang bersuara dan tanpa suara. Ukurannya ada yang 8 mm, 16 mm, 35 mm, dan 70 mm. Kecepatan pemutaran film juga berbeda-beda. Untuk fil tanpa suara frame/detik, sedangkan film bersuara 24 frame/detik.

Media video

Video tape recorder (VTR) atau rekaman video adalah alat perekam gambar dan suara sekaligus. Pada saat diperlukan gambar dan suara dapat ditayangkan dan diperdenagrkan lagi, jika sudah terpakai dapat dihapus. Media video adalah media audio-visual, artinya dapat menyajikan gambar dan suara secara serempak. Video cocok untuk menayangkan gerakan atau sesuatu yang bergerak.

Media TV

Kata televisi berarti menyalurkan gambar visual melalui jarak jauh. Proses

penyalurannya dengan cara setiap gambar dipecah lagi menjadi 625 garis. Setiap garis dipecah menjadi 320 titik. Jadi setiap frame terdiri dari 625 x 320 titik= 200.000 titik. Tiap detik ditampilkan 25 frame atau 5000000 titik. Siaran tv dapat diterima oleh penonton di rumah-rumah melalui proses: produksi (pembentukan gambar), pemancar (penyaluran gambar), dan penerima gambar oleh pesawat TV di tempat para penonton. Kualitas atau kejelasan gambar akan dipengaruhi ketiga komponen tersebut (produksi, pemancar, dan pesawat penerima). Pemanfaatan media Tv sebagai media pembelajaran sebenarnya terletak pada pembuatan bahan produksi siaran TV. Apabila bahan siaran yang diproduksi adalah bahan siaran pendidikan atau pembelajaran, maka terjadilah siaran TV pendidikan atau pembelajaran. Untuk melaksanakan program siaran TV pendididikan atau pembelajaran perlu melibatkan berbagai lembaga atau instansi terkait.

Cara lain pemanfaatan TV untuk pembelajaran dengan mengadakan program televisi siaran terbatas (TVST) atau Closed Circuit television (CCTV) yaitu suatu sistem penyiaran TV yang diadakan terbatas untuk suatu tempat atau lingkungan tertentu (siaran TV khusus untuk satu perguruan tinggi)

KARAKTERISTIK MEDIA 3 DIMENSI

Media 3 dimensi merupakan media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual 3 dimensional dan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu benda asli dan benda tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli dapat berupa benda hidup atau benda mati. Belajar mel;alui benda asli dapat dilakukan dengan kelas ke luar dunia . Jika sulit ” ” dilakukan maka dapat menggunakan benda tiruan. Media yang mempunyai panjang, lebar dan isi. Media 3 dimensi yang sering dipakai adalah model dan boneka. Model adalah tiruan 3 dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, terlalu ruwet untuk dibawa ke kelas, dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Media 3 dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual 3 dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik yang hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media 3 dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolongan sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga

dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahankelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit. Media 3 dimensi dalam penggunaannya sangat sederhana, tapi dalam pembuatannya sebagian mudah kita buat sendiri tapi sebagian lagi sulit dan rumit dalam pembuatannya.

Ciri-ciri umum:

sederhana dalam penggunaannya, dapat dibuat sendiri, bahan pembuatannya mudah diperoleh di lingkungan

Kemampuan media 3 dimensi: dapat memberikan pengalaman secara langsung dapat membuat konkrit suatu pengertian sehingga verbalisme dalam belajar dihindari dapat memperlihatkan tentang bagaimana konstruksi, cara bekerja, penampang suatu obyek dapat memperlihatkan struktur organisasi sosial/masyarakat dapat memperlihatkan tentang bagaimana alur perjalanan suatu proses.

Kelemahan media 3 dimensi: tidak dapat menjangkau sasaran besar, sasaran didik terbatas pada kelompok dan klasikal penyimpanan serta perawatannya rumit, membutuhkan ruang yang luas untuk penyimpanan

BELAJAR BENDA SEBENARNYA MELALUI WIDYA WISATA

Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tangung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, objek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.

Keuntungan:

pengalaman langsung, membangkitkan minat untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru maupun siswa

Kelemahan :

masalah waktu jika tidak dirancang dengan baik, akan mengganggu siswa dalam kegiatan rutinnya dan memboroskan waktu memerlukan waktu dan biaya ekstra.

BELAJAR BENDA SEBENARNYA MELALUI SPECIMEN

Specimen dapat pula disebut sebagai benda contoh. Dengan cara ini dimaksudkan untuk benda-benda asli atau sebagian dari benda-benda asli yang digunakan sebagai contoh. Jadi specimen juga benda asli yang mewakili benda aslinya yang sebenarnya berwujud sangat besar, sedangkan specimen sebagian kecilnya atau mewakili jenisnya. Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu objek dan benda contoh (specimen). Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah benda asli atau sebagian benda sli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang masih hidup adalah: akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh-contoh specimen benda yang sudah mati adalah: herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh specimen yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral. Sekarang belajar melalui benda sebenarnya jarang dilakukan. Ada beberapa alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu: bendanya sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau, terlalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari langsung, tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya.

Media Tiruan

Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya. Tujuan belajar dengan menggunakan model: mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu besar untuk mempelajari objek yang telah menyejarah di masa lampau untuk mempelajari objek-objek yang tidak terjangkau secara fisik untuk mempelajari objek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak untuk memperlihatkan proses dari objek yang luas keuntungan-keuntungan menggunakan model: belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-pentin saja, dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu objek siswa memperoleh pengalaman yang konkrit, maksud penggunaan model:

ukuran. Dengan model dapat mengatasi kesulitan dalam mempelajari objek-objek yang terlalu besar atau luas, karena model berukuran kecil. Waktu. Model dapat mengganti kenyataan waktu lampau yang tidak dapat dijangkau dan dapat memproduksi ide terhadap hal yang akan datang yang tidak dikenals ecara konkrit Terjangkau secara fisik. Dapat digunakan untuk mengganti objek-obyek yang jaraknya jauh dari kita dan memakan waktu dan biaya yang banyak.

Kenyataan-kenyataan yang tidak berguna. Banyak objek sebenarnya yang dengan mudah kita jangkau, tetapi tidak emmberikan keterangan yang memadai. Misal kerja dari mata manusia,struktur bagian dalam telinga manusia.

Konstruksi-konstruksi abstrak. Dengan model, bentuk yang rumit jadi dapat dijelaskan dengan lebih sederhana Proses. Dengan model, kita dapat memperlihatkan proses kerja dari objek-objek yang besar dan luas.

MEDIA GRAFIS

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum, suatu ide, data atau kejadian.

Secara umum fungsi media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Ciri-ciri media grafis Media dua dimensi artinya hanya memiliki ukuran panjang dan lebar saja, sehingga hanya dapat dilihat dari satu arah depan saja. Media visual diam, artinya pesan yang disampaikan hanya dapat diterima melalui indera mata dengan tidak menunjukkan unsur gerak pada media

Kelebihan media grafis

  1. Bentuk sederhana dan mudah dibuat
  2. Lebih ekonomis, murah, dapat dipakai berkali-kali
  3. Bahan dan alat produksinya mudah diperoleh
  4. Data menyampaikan data atau rangkuman
  5. Penggunaannya tanpa menggunakan alat khusus

Kekurangan media grafis

  • Tidak menjangkau kelompok penerima pesan yang besar Hanya menekankan persepsi indra penglihatan
  • Tidak menampilkan unsur audio dan Motion
  • Unsur-unsur desain dan kreteria pembuatan media grafis
  • Unsur-unsur yang nampak pada karya desain untuk media grafis disebut unsur-unsur visual, yang terdiri dari (titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur).

Criteria desain diartikan cara-cara bagaimana unsur-unsur desain bekerjasama membentuk komposisi yang baik pada sebuah karya media grafis, criteria pembuatan media didasari oleh rasa senang yang ditimbulkan saat pesan disampaikan. Untuk mencapai kesatuan yang jelas dan memuaskan dari unsure-unsur desain pada media grafis, perlu diperhatikan beberapa hal dalam cara mengkombinasi unsur-unsur desainnya pada waktu membuat media grafis tersebut, yaitu mengenai factor-faktor:

  • Keseimbangan
  • Kesinambungan
  • Aksentuasi
  • Dominasi dan keanekaragaman

Jenis-jenis media grafis

Sketsa, adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari bentuk objek tanpa detail. Gambar, yaitu gambar karya tangan bukan foto teknik fotografi, penyampaian gambar dapat mengungkapkan bentuk nyata atau khayalan. Grafik, adalah pemakaian lambing visual untuk menjelaskan perkembangan sesuatu keadaan dengan mengunakan titik, garis, atau bentuk-bentuk dan diberi keterangan yang sesuai. Bagan, merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Poster, media grafis perpaduan antara gambar dengan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, dan ide-ide lain. Kartun atau karikatur, yaitu gambaran tentang seseorang, sesuai buah pikiran atau keadaan dapat dituangkan dalam bentuk lukisan yang lucu atau menggelikan yang biasa disebut kartun atau karikatur, dan sebagai ilustrasi dari suatu pokok masalah.

MEDIA BENTUK PAPAN

Disebut media bentuk papan, karena perangkatnya berbentuk bilah papan dan digunakan untuk meletakkan pesan pendidikan yang dikehendaki. Papan tulis, tidak hanya digunakan di kelas saja, tetapi dikantor, rumah sakit, dan dirumah tinggal sebagai papan informasi anggota keluarga, serta memiliki bermacam warna untuk mengurangi kelelahan mata. Papan temple atau bulletin, adalah sebilah papan yang berfungsi untuk menempel sesuatu pesan. Tujuannya adalah untuk menempelkan catatan-catatan, mengumumkan kejadian yang akan datang, menempelkan peraturan-peraturan sekolah dan lain-lain. Papan flannel, adalah suatu papan yang dilapisi kain flannel atua kain yang berbulu dimana padanya diletakkan potongan gambar-gambar atau symbol lain. Papan magnet, adalah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada papan ini bisa ditempelkan bendabenda yang tidak berat kalau pada alasanya direkatkan sepotong kecil magnetic. Papan magnet atau papan putih ini dapat berfungsi ganda yaitu sebagai papan tulis dan sebagai papan temple atau papan flannel serta dapat pula dijadikan tempat memproyeksi film

atau slide.

MEDIA CETAK

Media bahan cetak adalah media visual yang pembautannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesan melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah buku pelajara, surat kabar/majalah, ensiklopedia, buku suplemen, pengajaran berprogram, dan komik.

PERANAN MEDIA PADA MASING-MASING TAHAP DALAM KEGIATAN

BELAJAR MENGAJAR

Peranan media pada tahap pra-Instruksional

Tahap pra-instruksional merupakan tahap awal yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran, seringkali guru mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau motivasi siswa terhadap pokok bahasan yang akan dipelajari. Peranan media pada tahap ini dimaksudkan menumbuhkan motivasi siswa untuk mencari lebih banyak informasi dari sumber belajar lain di dalam dan di luar sekolah, merangsang ingin tahu dan minat siswa tentang isi pokok bahasan dari berbagai bidang studi. Namun, besar kecilnya peranan media pada tahap ini sangat tergantung pada kemauan dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengkondisikan lingkungan yang dibutuhkan, yakni lingkungan yang mampu merangsang rasa ingin tahu siswa dan yang mampu

mengembangkan interaksi instruksional di kelas. Peranan media pada tahap penyajian pelajaran

Peranan media pada tahap ini diharapkan agar siswa dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang benar, sedang guru diharapkan dapat mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan diharapkan untuk membantu secara mandiri mengulang berbagai pelajaran di sekolah. Peranan media untuk mengundang partisipasi aktif siswa Peranan media pada tahap ini diharapkan agar dapat merangsang terjadinya diskusi diantara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, membantu siswa menemukan gagasan untuk mengawali kegiatan mengarang, bercerita, dan kegiatan kerja kelompok, sebagai sumber kegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau memperkaya pengetahuan yang dipelajari di kelas, serta mengundang keterlibatan kognitif dan emosional siswa secara spontan.

Peranan media pada tahap tindak lanjut

Peranan media pada tahap ini diharapkan untuk mempermudah program

remediasi dan pengayaan, sebagai contoh membuat kliping, mengumpulkan gambar binatang dari kelompok sejenis, membuat laporan hasil pengamatan, mencari informasi atau berita tentang seorang tokoh yang disenangi anak-anak.

PROSES PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

Seorang guru yang sedang mengajar di dalam kelas akan terlibat bahwa di dalam kelas itu sedang terjadi proses komunikasi. Guru sebagai sumber pesan sedangkan siswanya sebagai penerima pesan dan materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru adalah pesannya. Guru sebagai sumber pesan perlu mengolah informasi sehingga dapat diterima dengan baik oleh siswanya. Guru harus mengubah isi pesan yang berasal dari kurikulum ke dalam lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh siswanya (encoding). Ia juga harus menyamakan isi pesannya dengan latar belakang, pengalaman, pengetahuan, dan kebudayaan siswanya. Siswa sebagai penerima pesan bertugas menafsirkan pesan pengajaran sesuai dengan yang dimaksudkan oleh guru (decoding). Dalam komunikasi di kelas itu, pada saat tertentu siswa akan berubah fungsi menjadi sumber pesan. Semakin sering terjadi komunikasi 2 arah

berarti semakin besar aktivitas belajar siswa dan makin baik belajar mereka.

KRITERIA PEMILIHAN MEDIA

Pemilihan media sebaiknya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dan system instruksional secara keseluruhan. Selain itu sebagai pedoman dalam pemilihan media pembelajaran menggunakan kriteria pemilihan media perlu memperhatikan karakteristik dan kemampuan masing-masing media, karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, harganya, media apa yang sudah ada, berapa lama untuk mendapatkannya, format apa yang memenuhi selera pemakai.

Factor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media (Dick dan Carey): Ketersediaan sumber setempat Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas untuk membeli atau memproduksi Keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media untuk waktu yang lama Efektifitas biaya dan jangka waktu yang panjang.

PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MEDIA

Prinsip-prinsip pemilihan media adalah: Media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya Harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat Memilih media harus memenuhi karakteristik dari media itu sendiri

Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media: Objektivitas, artinya pemilihan media tidak didasarkan karena kedudukan pribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan dan karakteristik peserta didik Program pengajaran, artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan program pengajaran karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran Situasi dan kondisi, pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar, metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas Kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan Keefektifan dan efisiensi penggunaan, artinya penggunaan media bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponenkomponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk memudahkan penguasaan peserta didik.

PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Cara merawat media pembelajaran yang bersifat audio visual Biasanya media pembelajaran yang bersifat audio visual disimpan dalam suatu media khusus yaitu CD (compact Disk) atau DVD. Berikut ini tips merawat CD dan DVD: Perhatikan warna lapisan pemantul. Pilih CD/DVD yang lapisan pemantulnya berwarna silver atau agak keemasan. Jangan pernah memilih pemantul yang berwarnawarni, sebab lapisan pemantul ini berperan dalam pembacaan data dari CD/DVD yang telah ditulis. Bakar di bawah kecepatan maksimal Untuk kebutuhan kompatibilitas pembaca, pilih kecepatan burning 10 x/12x saja, meskipun berdampak pada waktu proses pembakaran. Isian data jangan sampai full Usahakan ketika pengisian data jangan sampai full, berilah ruang kosong (free space) beberapa mega byte. Simpan dalam plastic khusus Usahakan CD/DVD disimpan ke dalam plastic khusus untuk menghindari debu atau goresan,simpan ditempat kering dan gelap, usahakan jangan lembab atau terkena sinar matahari langsung karena akan merusak lapisan pemantul sehingga CD/DVD sulit dibaca. Jangan ditekan Jangan menulis label CD/DVD dengan cara menekan terlalu keras, usahakan dengan spidol permanent pada bagian labelnya. Perhatikan cara membersihkannya Sebelum dimasukkan untuk dibaca usahakan CD/DVD dibersihkan dari debu dan gunakan kain halus yang biasa untuk membersihkan kacamata. Hindari penggunaan tissue atau baju untuk membersihkannya, guna menghindari munculnya goresan pada disk yang menyebabkan CD/DVD tidak bisa dibaca. Cara merawat media pembelajaran cetak (foto, poster, peta, sketsa, gambar dll): Pastikan tempat media tidak lembab dan memiliki sirkulasi udara yang memadai. Untuk mendapatkan udara yang cukup, tempat media harus memiliki jendela atau lubang keluar-masuk udara secara cukup. Usahakan letakan media tidak berdekatan dengan lantai. Artinya tempat media jangan dibagian paling bawah lemari. Pilihlah tempat yang memungkinkan buku enak dilihat dan mudah dijangkau. Pilihan bisa di bagian tengah atau atas. Posisi media sebaiknya berdiri dan berjajar ke samping. Posisi ini memungkinkan udara masuk ke sela-sela media lewat celah lembaran. Jika posisi media bertumpuk dikhawatirkan udara tidak bisa masuk dan mempercepat kelembaban. Taburlah kamper di sela-sela media atau pojok-pojok lemari. Fungsi kamper untuk mengusir ngengat dan mengurangi bau tak sedap. Tak ada salahnya member lampu khusus dalam lemari buku hingga buku mendapat cahaya yang cukup. Sinar lampu menghambat ngengat masuk ke sela-sela media. Cara paling aman adalah membungkus buku dalam kemasan plastic

dan ditaburi kamper.

REFERENSI

Sadiman, Arif.dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ibrahim, H, dkk. 2000. Media Pembelajaran. Malang: Universitas negeri Malang

Widyadani, SB. 2008. Media dan pembelajarannya. Bandung: CV media

Perkasa